Kamis, 01 Desember 2011

PPPoE (point to point protocol over ethernet)

PPPoE, adalah Point-to-Point, di mana harus ada satu point ke satu point lagi. Lalu, apabila point yang pertama adalah ADSL CPE kita, lalu di mana point satu nya lagi ? Harus ada, dong ? Kalau tidak, bukan Point-to-Point namanya. Tapi, bagaimana si ADSL CPE bisa tahu point satunya lagi apabila kita (biasanya) hanya mendapatkan username dan password dari Telkom?
Ternyata, setelah membaca dari Wikipedia, ada beberapa tahapan proses untuk PPPoE, yaitu PADI, PADO, PADR dan PADS. Untuk belajar lebih lanjut tentang PPPoE, maka saya mencoba untuk menangkap paket dari proses PPPoE menggunakan Windows XP sebagai PPPoE client ( Tinggal Create new connection > Connect to Internet > Set up connection Manually> Connect using a broadband connection). Sebagai PPPoE Access Concentrator, saya menggunakan produk Allied Telesis AT-Rapier24i.
Tahap awal dari PPPoE, adalah PADI ( PPP Active Discovery Initiation ), terlihat di paket nomor 6. Di sini computer saya mengirimkan paket broadcast ke jaringan. PPPoE client perlu untuk mencari di mana lokasi Access Concentrator di sisi ISP. Paket broadcast di bawah dapat diketahui dengan mudah karena destination mac address nya adalah FF:FF:FF:FF:FF:FF.



Setelah paket PADI, dilanjutkan dengan paket PADO (PPPoE Active Discovery Offer). PADO ini merupakan jawaban dari Access Concentrator atas PADI yang didapatkan sebelumnya (paket nomor 7).

Dari paket PADO di atas, dapat dilihat nama access concentrator beserta MAC addressnya, untuk proses selanjutnya. Pada contoh ini, nama access concentrator adalah “Training-57685613″.

Paket nomor 8, yaitu PADR ( PPP Active Discovery Request ), merupakan konfirmasi dari pihak client ke access concentrator. Di sini dapat dilihat destination MAC address dari paket client sudah ada isinya (00:00:cd:08:8c:b0), berbeda dengan paket PADI yang masih berupa broadcast.
Akhir dari proses PPPoE, adalah paket nomor 9, yaitu PADS ( PPP Active Discovery Session-confirmation ), yang diluncurkan oleh Access Concentrator ke client. Session-confirmation di sini memang berarti ada session ID yang diberikan oleh si Access Concentrator kepada client. Seperti terlihat di contoh di bawah ini, computer saya mendapatkan session id 0x868e.

Jika proses PPPoE sudah berakhir, lalu di mana tempat authentication username dan password ? Anda benar, memang belum seutuhnya selesai. Masih ada hal lain yang dilakukan. Sampai saat ini, baru diperoleh session ID PPPoE saja. Proses selanjutnya adalah PPP LCP dan PPP IPCP. Berikut adalah contoh paket PPP LCP lanjutan dari PADS (paket ke-10), dan terlihat jelas bahwa PPP LCP dilakukan dengan menggunakan session id yang telah diberikan oleh AC sebelumnya, yaitu 0x868e :

Setelah itu, dilanjutkan dengan banyak paket-paket PPP LCP berikutnya, yang sepertinya adalah negosiasi authentication, dan pada paket nomor 23 misalnya, terjadi proses challenge untuk password, dan dibalas dengan CHAP response.

Setelah kedua belah pihak saling sepakat pada level PPP LCP, langkah terakhir adalah negosiasi IP address dari client, yang terjadi di paket-paket PPP IPCP. Dalam contoh paket yang saya tangkap, saya mendapatkan IP address 10.20.80.100 :

Paket nomor 36 merupakan akhir dari proses PPPoE client ke Access Concentrator. Setelah itu, semua paket-paket akan memakai ip address 10.20.80.100. Sebagai contoh, seperti paket berikut :

Dari contoh screenshot di atas, terlihat jelas… walaupun source IP address paket nomor 47 adalah 10.20.80.100, namun sebenarnya paket ini juga memiliki PPPoE header, dengan session ID 0x868e, yaitu session yang kita bahas mulai dari awal tulisan. Di sinilah dengan jelas dapat kita ketahui maksud dari kata “PPP over Ethernet”, yaitu IP di atas PPPoE, dan PPPoE di atas Ethernet.
Pada saat client ingin meng-disconnect koneksinya, juga akan timbul beberapa paket lagi, yaitu PADT ( PPP Active Discovery Terminate ), seperti terlihat pada paket berikut :


Point-to-Point Protocol (PPP)

Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung banyak protokol-protokol jaringan secara simultan.

Pengenalan
Point-to-Point Protocol (PPP) awalnya muncul sebagai sebuah protokol enkapsulasi untuk mengangkut lalu lintas IP over-to-point link titik. PPP juga mendirikan sebuah standar untuk tugas dan pengelolaan alamat IP, asinkron (start / stop) dan enkapsulasi sinkron bit-oriented, protokol jaringan multiplexing, konfigurasi link, link pengujian kualitas, deteksi kesalahan, dan pilihan negosiasi untuk kemampuan seperti layer jaringan alamat negosiasi dan negosiasi data-kompresi. PPP mendukung fungsi tersebut dengan menyediakan extensible Link Control Protocol (LCP) dan keluarga Jaringan Control Protokol (NCPs) untuk menegosiasikan parameter konfigurasi opsional dan fasilitas. Selain IP, PPP mendukung protokol lainnya, termasuk Novell's IPX (IPX) dan DECnet.
PPP Komponen
PPP menyediakan metode untuk transmisi datagram lebih link point-to-point serial. PPP terdiri dari tiga komponen utama:Sebuah metode untuk encapsulating datagrams atas link serial. PPP menggunakan Tingkat Tinggi Data Link Control (HDLC) protokol sebagai dasar untuk encapsulating datagrams lebih link point-to-point.(Lihat Bab 16, "Synchronous Data Link Control dan Derivatif," untuk informasi lebih lanjut tentang HDLC.)
•  Sebuah LCP extensible untuk membangun, mengkonfigurasi, dan menguji koneksi data link.
•  Sebuah keluarga NCPs untuk menetapkan dan mengkonfigurasi protokol jaringan lapisan yang berbeda.PPP ini dirancang untuk memungkinkan penggunaan secara simultan beberapa protokol lapisan jaringan
Operasi Umum
Untuk membangun komunikasi melalui link point-to-point, yang berasal PPP pertama mengirim LCP frame untuk mengkonfigurasi dan (opsional) menguji data link. Setelah link telah ditetapkan dan fasilitas opsional telah dinegosiasikan diperlukan oleh LCP, yang berasal PPP mengirimkan frame NCP untuk memilih dan mengkonfigurasi protokol lapisan satu atau lebih jaringan. Ketika masing-masing lapisan protokol jaringan yang dipilih telah dikonfigurasi, paket-paket dari masing-masing protokol lapisan jaringan dapat dikirim melalui link. Link ini akan tetap dikonfigurasi untuk komunikasi sampai frame LCP atau NCP eksplisit menutup link, atau sampai terjadi suatu peristiwa eksternal (misalnya, timer tidak aktif berakhir atau campur tangan pengguna).
Lapisan Fisik Persyaratan
PPP mampu beroperasi di semua interface / DTE DCE. Contohnya termasuk EIA/TIA-232-C (sebelumnya RS-232-C), EIA/TIA-422 (sebelumnya RS-422), EIA/TIA-423 (sebelumnya RS-423), dan International Telecommunication Union Sektor Standarisasi Telekomunikasi ( ITU-T) (sebelumnya CCITT) V.35. Satu-satunya syarat mutlak yang diberlakukan oleh PPP adalah penyediaan sirkuit dupleks, baik khusus atau diaktifkan, yang dapat beroperasi baik dalam mode bit-serial asinkron atau sinkron, transparan untuk layer frame PPP link. PPP tidak memaksakan pembatasan tentang laju transmisi selain yang dikenakan oleh antarmuka DTE tertentu / DCE digunakan.
PPP Link Layer
PPP menggunakan prinsip, istilah, dan struktur rangka Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) prosedur HDLC (ISO 3309-1979), sebagaimana telah diubah oleh ISO 3309:1984 / PDAD1 "Addendum 1: Start / Stop Transmisi." ISO 3309-1979 menetapkan struktur bingkai HDLC untuk digunakan dalam lingkungan sinkron. ISO 3309:1984 / PDAD1 menentukan modifikasi yang diusulkan menjadi ISO 3309-1979 untuk memungkinkan penggunaan di lingkungan asynchronous. Prosedur pengendalian PPP menggunakan definisi dan pengkodean bidang kontrol standar dalam ISO 4335-1979 dan ISO 4335-1979/Addendum 1-1979.Format frame PPP muncul pada Gambar 13-1.
Link-PPP Control Protocol
The LCP PPP menyediakan metode membangun, mengkonfigurasi, memelihara, dan mengakhiri sambungan point-to-point. LCP berjalan melalui empat tahap yang berbeda. Pertama, link pembentukan dan negosiasi konfigurasi terjadi. Sebelum datagrams jaringan lapisan (misalnya, IP) dapat ditukar, LCP pertama-tama harus membuka koneksi dan menegosiasikan parameter konfigurasi. Fase ini selesai ketika kerangka konfigurasi-pengakuan telah baik yang terkirim dan diterima. Ini diikuti dengan penentuan kualitas link. LCP memungkinkan kualitas opsional link penentuan tahap berikutnya pembentukan-link dan konfigurasi-tahap negosiasi. Pada tahap ini, link diuji untuk menentukan apakah kualitas link yang memadai untuk membuka lapisan protokol jaringan. Fase ini adalah opsional. LCP dapat menunda pengiriman informasi jaringan lapisan protokol sampai tahap ini selesai.
Pada titik ini, negosiasi protokol lapisan jaringan konfigurasi terjadi. Setelah selesai LCP fase penentuan kualitas link, lapisan protokol jaringan dapat dikonfigurasi secara terpisah oleh NCP yang tepat dan dapat dibawa dan dibawa turun setiap saat. Jika LCP menutup link tersebut, itu memberitahu protokol lapisan jaringan sehingga mereka dapat mengambil tindakan yang sesuai.
Akhirnya, terjadi pemutusan link. LCP dapat menghentikan link setiap saat. Hal ini biasanya dilakukan atas permintaan pengguna tetapi dapat terjadi karena peristiwa fisik, seperti hilangnya carrier atau berakhirnya sebuah timer idle-titik.
Tiga kelas dari LCP frame ada. Link-pendirian frame yang digunakan untuk menetapkan dan mengkonfigurasi link. Link-terminasi frame digunakan untuk mengakhiri suatu link, dan link-pemeliharaan frame ini digunakan untuk mengelola dan debug link. Frame ini digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan setiap LCP fase
Point-to-Point Protocol (PPP) awalnya muncul sebagai sebuah protokol enkapsulasi untuk mengangkut lalu lintas IP melalui link point-to-point. PPP juga mendirikan standar untuk menetapkan dan mengelola alamat IP, enkapsulasi sinkron dan asinkron yang berorientasi bit, jaringan protokol multiplexing, konfigurasi link, link pengujian kualitas, deteksi kesalahan, dan pilihan negosiasi untuk kemampuan jaringan ditambahkan.
PPP menyediakan metode untuk transmisi datagram lebih link point-to-point serial, yang meliputi tiga komponen berikut:
•  Sebuah metode untuk encapsulating datagrams atas link serial
•  Sebuah LCP extensible untuk membangun, mengkonfigurasi, dan uji koneksi
•  Sebuah keluarga NCPs untuk menetapkan dan mengkonfigurasi jaringan lapisan protokol yang berbeda
PPP mampu beroperasi di semua interface / DTE DCE. PPP tidak memaksakan pembatasan apapun tentang laju transmisi selain yang dikenakan oleh antarmuka DTE tertentu / DCE digunakan.
Enam bidang membentuk frame PPP. The LCP PPP menyediakan metode membangun, mengkonfigurasi, memelihara, dan mengakhiri sambungan point-to-point.


VPN (Virtual Private Network)

VPN atau Virtual Private Network adalah suatu jaringan private yang mempergunakan sarana jaringan komunikasi publik (dalam hal ini Internet) dengan memakai tunnelling protocol dan prosedur pengamanan. Dengan memakai jaringan publik yang ada, dalam hal ini Internet, maka biaya pengembangan yang dikeluarkan akan jauh relatif lebih murah daripada harus membangun sebuah jaringan internasional tertutup sendiri.
Namun pemakaian Internet sebagai sarana jaringan publik juga mengandung resiko, karena Internet terbuka untuk umum, maka masalah kerahasiaan dan authentifikasi atas data yang dikirim pun juga terbuka. Oleh karenanya VPN menjaminnya dengan penerapan enkripsi data. Sebelum dikirimkan, terlebih dahulu data akan dienkripsikan untuk mengurangi resiko pembacaan dan pembajakan data di jalan oleh pihak yang tidak terkait. Setelah sampai ke alamat tujuan, maka data tersebut akan di-deskripsikan ulang sehingga bentuk informasi dapat kembali menjadi seperti sedia kala. Selain memakai metode pengamanan enkripsi-deskripsi, VPN masih memakai kriptografi lainnya untuk mendukung pengamanan data.
VPN saat ini banyak digunakan untuk diterapkan pada jaringan extranet ataupun intranet perusahaan-perusahaan besar. VPN harus dapat mendukung paling tidak 3 mode pemakaian :
* Koneksi client untuk akses jarak jauh
* LAN-to-LAN internetworking
* Pengontrolan akses dalam suatu intranet

Oleh karena infrastruktur VPN menggunakan infrastruktur telekomunikasi umum, maka dalam VPN harus menyediakan beberapa komponen, antara lain :
1. Konfigurasi, harus mendukung skalabilitas platform yang digunakan, mulai dari konfigurasi untuk kantor kecil sampai tingkat enterprise (perusahaan besar).
2. Keamanan, antara lain dengan tunneling (pembungkusan paket data),enkripsi, autentikasi paket, autentikasi pemakai dan kontrol akses.
3. Layanan-layanan VPN, antara lain fungsi Quality of Services (QoS), layanan routing VPN yang menggunakan BGP, OSPF dan EIGRP

4. Peralatan, antara lain Firewall, pendeteksi pengganggu, dan auditing keamanan
5. Manajemen, untuk memonitor jaringan VPN

Step by Step membuat Auto Connect VPN saat Logon Windows

Berikut ini adalah konfigurasi Auto Connect VPN saat Logon Windows, dimana koneksi VPN akan langsung aktif begitu kita melakukan login ke Windows kita. Baik kita akses PC / Laptop Stand Alone maupun terkoneksi jaringan bahkan PC Client sebagai member Domain. Langakah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Kita harus sudah siapkan VPN Server dan siapkan Account VPN User yang telah kita tentukan. Untuk VPN Server disini tidak harus mengunakan Mikrotik saja, tapi apapun produk VPN Server dapat kita lakukan dengan setting yang sama.

2. Selanjutnya kita buat / kita setting konfigurasi VPN Client. Anda dapat mengikuti panduan ini :
or


3. Disini yang HARUS DIPERHATIKAN adalah nama VPN Connection.. misalnya saya contohkan dengan nama XPS-VPN.

4. Selanjutnya dari VPN Connection yang telah kita buat, maka selanjutnya kita harus buatkan Script yang bisa kita buat dengan BATCH FILE ataupun dapat kita Coding dan Compile sebagai Aplikasi EXE tersendiri. Pada Windows ini kita memanfaatkan fungsi dari RASDIAL.EXE.
Struktur perintahnya adalah :
rasdial.exe  ‘nama-vpn-connection’   ‘nama-username-vpn’  ‘password-vpn’

5. Selanjutnya kita membuat Shortcut dari Script BATCH FILE yang telah kita buat tadi. Serta Shortcut tersebut harus kita masukkan ke folder STARTUP pada Start Menu –> ProgramFiles.

6. Selanjutnya kita bisa Testing dengan melalukan Restart PC atau Laptop kita… Dan hasilnya sukses seperti yang kita inginkan…


Rabu, 30 November 2011

Voice over IP

Voice over Internet Protocol adalah Teknologi yang menjadikan media internet untuk bisa melakukan komunikasi suara jarak jauh secara langsung. Sinyal suara analog, seperti yang anda dengar ketika berkomunikasi di telepon diubah menjadi data digital dan dikirimkan melalui jaringan berupa paket-paket data secara real time.
Dalam komunikasi VoIP, pemakai melakukan hubungan telepon melalui terminal yang berupa PC atau telepon biasa. Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global. Sehingga untuk hubungan Internasionaldapat ditekan hingga 70%. Selain itu, biaya maintenancedapat di tekan karena voicedan data networkterpisah, sehingga IP Phone dapat di tambah, dipindah dan di ubah. Hal ini karena VoIP dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti telepon konvensional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau PBX (Private branch exchange).


Sejarah Perkembangan Teknologi VoIP
Sejarah Perkembangan teknologi VoIP dimulai dari penemuan telepon pada tahun 1876 oleh Alexander Graham Bell.  Kemudian dikembangkan lagi teknologi PSTN ( Public Switched Telephone Network ) yang sudah berkembang sampai sekarang.  Beberapa tahun kemudian mulai berkembang teknologi yang baru. Pembuatan Personal Computer (PC) secara massal, system komunikasi telepon selular dan terakhir system berdasarkan jaringan internet yang memberikan layanan e-mail, Chat dan lain-lain.
Teknologi VoIP diperkenalkan setelah internet mulai berkembang sekitar tahun 1995.  Pada mulanya kemampuan mengirimkan suara melalui internet hanya merupakan eksperimen dari beberapa orang atau perusahaan kecil. Ini dimulai dengan perusahaan seperti Vocaltech dan kemudian pada akhirnya diikuti oleh Microsoft dengan program Netmeeting-nya. Pada saat itu jaringan komputer internet masih sangat lambat. Di rumah-rumah (khususnya di Amerika) masih digunakan dial-up dengan kecepatan 36,6 Kbyte. Backbone Internet pun masih kecil. Aplikasi yang bersifat menghabiskan bandwidth, seperti misalnya suara atau video, masih sangat terbatas penggunaannya di pusat penelitian yang memiliki bandwidth besar.
Untuk di Indonesia komunitas pengguna / pengembang VoIP di masyarakat, berkembang di tahun 2000. Komunitas awal pengguna / pengembang VoIP adalah “VoIP Merdeka” yang dicetuskan oleh pakar internet Indonesia, Onno W. Purbo. Teknologi yang digunakan adalah H.323 yang merupakan teknologi awal VoIP. Sentral VoIP Merdeka di hosting di Indonesia Internet Exchange (IIX) atas dukungan beberapa ISP dan Asossiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJII).
Di tahun 2005, Anton Raharja dan tim dari ICT Center Jakarta mulai mengembangkan VoIP jenis baru berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Teknologi SIP merupakan teknologi pengganti H.323 yang sulit menembus proxy server. Di tahun 2006, infrastruktur VoIP SIP di kenal sebagai VoIP Rakyat.
Bagaimana Cara Kerja VoIP?
Prinsip kerja VoIP adalah mengubah suara analog yang didapatkan dari speaker pada Komputer menjadi paket data digital, kemudian dari PC diteruskan melalui Hub/ Router/ ADSL Modem dikirimkan melalui jaringan internet dan akan diterima oleh tempat tujuan melalui media yang sama. Atau bisa juga melalui melalui media telepon diteruskan ke phone adapter yang disambungkan ke internet dan bisa diterima oleh telepon tujuan.
Untuk Pengiriman sebuah sinyal ke remote destination dapat dilakukan secara digital yaitu sebelum dikirim data yang berupa sinyal analog diubah ke bentuk data digital dengan ADC (Analog to Digital Converter), kemudian ditransmisikan, dan di penerima dipulihkan kembali menjadi data analog dengan DAC (Digital to Analog Converter). Begitu juga dengan VoIP, digitalisasi voice dalam bentuk packets data, dikirimkan dan di pulihkan kembali dalam bentuk voice di penerima. Format digital lebih mudah dikendaikan ; dalam hal ini dapat dikompresi, dan dapat diubah ke format yang lebih baik.dan data digital lebih tahan terhadap noise daripada analog.
Bentuk paling sederhana dalam sistem VoIP adalah dua buah komputer terhubung dengan internet. Syarat-syarat dasar untuk mengadakan koneksi VoIP adalah komputer yang terhubung ke internet, mempunyai sound card yang dihubungkan dengan speaker dan mikropon. Dengan dukungan software khusus, kedua pemakai komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain. Bentuk hubungan tersebut bisa dalam bentuk pertukaran file, suara, gambar. Penekanan utama dalam VoIP adalah hubungan keduanya dalam bentuk suara.
Pada perkembangannya, sistem koneksi VoIP mengalami evolusi. Bentuk peralatan pun berkembang, tidak hanya berbentuk komputer yang saling berhubungan, tetapi peralatan lain seperti pesawat telepon biasa terhubung dengan jaringan VoIP. Jaringan data digital dengan gateway untuk VoIP memungkinkan berhubungan dengan PABX atau jaringan analog telepon biasa. Komunikasi antara komputer dengan pesawat (extension) di kantor adalah memungkinkan. Bentuk komunikasi bukan Cuma suara saja. Bisa berbentuk tulisan (chating) atau jika jaringannya cukup besar bisa dipakai untuk Video Conference. Dalam bentuk yang lebih lanjut komunikasi ini lebih dikenal dengan IP Telephony yang merupakan komunikasi bentuk multimedia sebagai kelanjutan bentuk komunkasi suara (VoIP). Keluwesan dari VoIP dalam bentuk jaringan, peralatan dan media komunikasinya membuat VoIP menjadi cepat popular di masyarakat umum. Protokol-protokol Penunjang VoIP
Ada beberapa protokol yang menjadi penunjang jaringan VoIP, antara lain :
1. TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah protokol yang digunakan pada jaringan internet. Standarisasi diperlukan agar antar komputer terjadi kesepakatan tentang tatacara pengiriman dan penerimaan data     sehingga data dapat dikirimkan dan diterima dengan benar. Protokol ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan UDP serta dibawah lapisan tsb ada protokol yang bernama IP.
a. Transmission Control Protocol (TCP) merupakan protokol yang menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end-to-end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segmen–segmen informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. Dalam hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling, TCP digunakan untuk menjamin setup suatu panggilan pada sesi signaling. TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara karena pada komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting daripada penanganan paket yang hilang.
b. User Datagram Protocol (UDP) merupakan salah satu protocol utama diatas IP, yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas. UDP digunakan pada VoIP pada pengiriman audio streaming yang berlangsung terus menerus dan lebih mementingkan kecepatan pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari jumlah paket yang dikirimkan. Karena UDP mampu mengirimkan data streaming dengan cepat. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang) maka pada teknologi VoIP pengiriman data banyak dilakukan pada private network.
c. Internet Protocol (IP)
 Internet Protocol didesain untuk interkoneksi sistem komunikasi komputer pada jaringan  paket switched. Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer di identifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap computer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pada transfer data. Terakhir, protokol data akses berhubungan langsung dengan media fisik. Secara umum protokol ini bertugas untuk menangani pendeteksian kesalahan pada saat transfer data. Untuk komunikasi datanya, Internet Protokol mengimplementasikan dua fungsi dasar yaitu addressing dan fragmentasi. Salah satu hal penting dalam IP dalam pengiriman informasi adalah metode pengalamatan pengirim dan penerima.
2. SIP (Session Initiation Protocol)
    yaitu protokol yang digunakan untuk inisiasi, modifikasi dan terminasi sesi komunikasi VoIP. SIP adalah protokol Open     Standard yang dipublikasikan oleh IETF, RFC 2543 dan RFC 3261. Selain digunakan untuk negosiasi sesi komunikasi voice, SIP juga dapat digunakan untuk negosiasi sesi komunikasi data media lain seperti video dan text. Disebutkan sebagai hanya melakukan “negosiasi sesi komunikasi” adalah karena SIP merupakan signalling protocol, bukan media transfer protocol. Artinya SIP tidak menghantar data media (voice, video dan text), melainkan hanya melakukan negosiasi sesi komunikasi saja dan memanfaatkan protokol lain seperti RTP sebagai media transfer protocol.
3. H.323
    VoIP dapat berkomunikasi dengan sistem lain yang beroperasi pada jaringan packet-switch. Untuk dapat berkomunikasi     dibutuhkan suatu standarisasi sistem komunikasi yang kompatibel satu sama lain. Salah satu standar komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi ITU-T adalah H.323 (1995-1996). Standar H.323 terdiri dari komponen, protokol, dan prosedur yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan packet-based. Bentuk jaringan packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan internet, Internet Packet Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN). H.323 dapat digunakan untuk layanan – layanan multimedia seperti komunikasi suara (IP telephony), komunikasi video dengan suara (video telephony), dan gabungan suara, video dan data.
Aplikasi yang digunakan
Ada beberapa protokol yang menjadi penunjang jaringan VoIP yang bisa digunakan, antara lain :
1. Skype
Skype adalah software aplikasi komunikasi suara berbasis IP melalui internet antara sesama pengguna Skype. Pada saat menggunakan Skype maka pengguna yang sedang online akan mencari pengguna Skype lainnya Lalu mulai membangun jaringan untuk menemukan pengguna-pengguna lainnya. Skype memiliki berbagai macam feature yang dapat memudahkan penggunanya. Skype juga dilengkapi dengan SkypeOut dan SkypeIn yang memungkinkan pengguna untuk berhubungan dengan pengguna telepon konvensional dan telepon selular.
Setiap pengguna Skype memiliki sebuah username dan sebuah password. Dan setiap username memiliki sebuah alamat e-mail yang teregistrasi. Untuk masuk ke sistem Skype, pengguna harus menyertakan pasangan username dan passwordnya. Jika pengguna lupa password tersebut maka Skype akan mengubahnya dan mengirimkan password yang baru ke alamat e-mail pengguna yang sudah teregistrasi.

2. Neetmeting
Aplikasi ini dikembangkan oleh Microsoft yang merupakan salah satu aplikasi yang mendukung VoIP dan juga Video Conference. Aplikasi ini menggunakan protocol H.323 untuk Video dan Audio Conference. Sama dengan aplikasi lainnya tetap memerlukan registrasi untuk mendapatkan user id dan password, agar bisa berkomunikasi dengan para pengguna netmeeting lainnya. Aplikasi ini sudah include didalam system windows 95 sampai windows XP.

3. X-Lite
X-Lite adalah sebuah aplikasi opensource pendukung VoIP yang menggunakan teknologi SIP(Session Initiation Protocol). X-Lite di kembangkan pertama sekali oleh CounterPath.  ada 2 release yang telah dikeluarkan untuk aplikasi ini yang mempunyai perbedaan feature. X-Lite 2.0 digunakan untuk Macintosh dan Linux yang menggunakan X-Pro code base dan X-Lite 3.0 untuk windows yang menggunakan eveBeam code base. X-lite 2.0 hanya untuk suara saja sedangkan 
X-Lite 3.0 sudah memiliki feature suara, video dan instant messaging atau media untuk chatting.


Security yang bisa diterapkan dalam VoIP
1. VoIP call private network
Kita dapat mendengarkan dengan jelas teman kita yang sedang  berbicara dengan phone tradisional bila kita berada di dalam 1 ruangan yang sama., dari sini kita dapat simpulkan perlukah call privacy ?.  VoIP adalah sebuah teknologi paket, menyerupai data packet seperti didalam LAN dan WAN. Paket suara dapat ditangkap  oleh sebuah agent, ada beberapa cara untuk memecahkan problem ini, metode yang termudah adalah dengan me –route-kan  voice traffic over  dengan private network.
Hal yang paling utama adalah bahwa public internet tidak ada yang menjamin dari segi keamanannya dan reliabilitasnya. Ketika menggunakan kekuatan untuk route  public internet  perusahaan menggunakan IPSec VPNs untuk authentication dan encryption untuk melindungi dari sniffer.  Penyadapan voice traffic di internet  sangat mungkin tetapi sangat sulit, penangkapan dapat dilakukan didalam VoIP  dengan cara memasang Radio shack, maka attacker dengan mudah akan menyadap VoIP call  dan men-decode–kan.
Seorang network administrator harus mempunyai resource untuk proteksi terhadap VoIP di jarngan LAN, jika para karyawan perusahaan telah menggunakan softphone, komputer PC enable dengan voice capabilities, seorang admin dapat meng-install VPN client untuk keamanan dengan menggunakan end to end encrypted tunnel, tetapi jika tidak dilakukanpun bisa menggunakan IP handset
2. Firewall dan Packetized Voice
Firewall dengan VoIP mempunyai relasi yang tidak selalu seirama, pada layanan real-time (real time service), VoIP berupaya menekan supaya tidak ada delay, tapi keadaan firewall harus  memproses dulu VoIP packet yang dibebankan, maka bisa akan terjadi traffic flow.  H.323 dan SIP mempercayakan kepada TCP untuk signaling dan call setup.  Dan UDP untuk media paket.  Dengan H.323 dan SIP firewall mengerti  kapan  port akan di open atau di close untuk VoIP trafficport akan di open selama ada call.
Bagaimanapun juga VoIP akan menggunakan Real Time Protocol (RTP) untuk menyampaikan media paket., kelebihannya disini RTP dapat menggunakan berbagai port sembarang mulai dari 1024 sampai 65,5534. Masalah akan muncul juga jika terjadi pertambahan volume panggilan (call volume).  Lacour (Netscreen) berpendapat bahwa voice traffic dapat mempengaruhi kinerja proses load di firewall, disini voice traffic dapat mengetahui  voice packet   dilakukan  H.323 dan pesan dari SIP ( SIP messaging). Jika jumlah call bertambah banyak, firewall akan bekerja keras  ( delaying packet)  dan kualitas voice  akan mengalami degradasi sekitar 50 – 100 millisecond.

Ukuran paket yang dikirimkan juga mempengaruhi performance firewall, ketika peralatan networking cukup comfortable     dalam menangani paket yang besar, maka untuk menangani paket yang berukuran lebih kecil akan membuat kolaps,     biasanya voice traffic berukuran antara 50 bytes – 200 bytes. Firewall  bisa mendukung (support interface) 100Mbit/sec,     akan tetapi CPU akan mengalami max outway  sebelum 50 byte paket, jika kita merasa ternyata firewall tidak bisa cukup     bagus dalam menjalankan jobnya, salah satu solusinya adalah tunnel voice traffic menggunakan  IP Sec VPN tunnel,     bagaimanapun ini juga memerlukan power di VPN gateway untuk menjamin bahwa enkripsi dan dekripsi tidak memberi     kontribusi dal hal call latency.

3. VoIP Lockdown
Peralatan dengan IP PBX dan VoIP gateway ( semacam proxy SIP ).  Posisi server ibarat hati yang rentan terhadap attack,  contoh pada peralatan cisco ‘s windows based mudah terkena NIMDA worm.  Sistem operasi rentan terhadap serangan, banyak virus yang dibuat untuk platform microsoft dari pada varian nya UNIX, pada pendekatan standart menggunakan locking down VoIP system antara lain seperti : Removing unnecesarry service untuk mereduksi attack vector , virus update dan isolasi terhadap VoIP server, ada yang lainnya lagi dengan cara scan ulang infrastruktur yang dimiliki, dicari kelemahannya lalu tata ulang  arsitekturnya.
Seorang attacker dapat memasang program trojan horse di  komputer pc tsb, maka voice network dapat terserang juga, untuk mencegah serangan data network, sebaiknya dipisahkan voice dan data via VLAN, dengan segmentasi yang tangguh, serangan terhadap data network tidak akan mempengaruhi voice traffic dan voice quality.  Yang terakhir amankan gateway VoIP anda dari serangan virus.
Kelebihan dan Kelemahan Tekonologi VoIP



Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)

Menurut Microsoft “Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) is an IP standard designed to reduce the complexity of administering IP address configurations.” Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah suatu layanan yang secara otomatis memberikan alamat IP kepada komputer yang meminta ke DHCP Server. Dengan demikian, sebagai seorang administrator jaringan, tidak perlu lagi mengatur alamat IP Address pada komputer klien yang dikelolanya. Bayangkan saja jika sebuah perusahaan memiliki komputer lebih dari 100, tentu saja akan membuat report administrator untuk mengesetnya. DHCP juga dapat mengurangi resiko duplikat IP Address atau Invalid IP address.


Sebuah server DHCP dapat diatur dengan pengaturan yang sesuai untuk keperluan jaringan tertentu. Seperti pengaturan Default gateway, Domain Name System (DNS), Subnet Mask, dan rentang alamat IP yang bisa diambil oleh komputer klien. Komputer yang menyediakan layanan ini disebut dengan DHCP Server, sedangkan komputer yang meminta disebut dengan DHCP Client.

DHCP biasanya terdapat pada sistem operasi berbasis server semisal Windows 2000 server, winfdows 2003 server dan Mikrotik, dengan adanya DHCP. administrator tidak perlu lagi menyeting IP Address kepada anggota jaringan, tapi anggota jaringan akan secara otomatis mendapatkan IP Address dari DHCP Server. 

Istilah-istilah yang berkaitan dengan DHCP:
·         IP Address/Protokol: Alamat yang digunakan untuk anggota jaringan, yang meliputi LAN Card, Access point, dan Website.
·         Scope: jangkauan IP Address yang akan dibagikan kepada anggota jaringan, nilai scope harus memiliki Network Identifications (NID) yang sama dengan IP Server/gateway dan Host Identifications (HID) beda dengan gateway.
·         Gateway: IP Address/anggota jaringan yang bertugas membagi IP Address, terkadang IP gateway menjadi IP server
·         Exclussion: istilah ini hanya muncul pada Sistem Operasi Server, yaitu jangkauan IP address dalam scope yant tidak akan didistribusikan karena akan digunakan untuk keperluan khusus.
Misal jika kita memiliki IP Address pada LAN 192.168.0.1, maka kita sebaiknya menggunakan IP yang kosong untuk dibuat menjadi Scope, misal scope: 192.168.0.2 sampai dengan 192.168.0.10. Gatewaynya adalah 192.168.0.1 (IP Server).
Langkah terakhir adalah mensetting IP Address pada client/anggota jaringan. Kita cukup mensetting IP Client secara otomatis, jika selesai, cek dengan perintah
IPCONFIG [spasi]/release (enter)       —> untuk menghilangkan settingan awal
IPCONFIG [spasi]/renew (enter)         —> untuk meminta IP Address dari DHCP

Cara Membuat DHCP Server
Untuk membuat DHCP server, Install dulu paketnya. Di Ubuntu 8.04 nama paketnya adalah : dhcp3-server. Langsung buka synaptic paket manager dan search dengan keyword itu. pastikan repo internet telah aktif. Setelah terinstall masuk tahap kedua.

Tahap kedua, check service dhcp apakah telah aktif. Ini untuk memastikan saja. Secara default langsung aktif tanpa perlu reboot. Buka : System> Administration > Service. Akan muncul jendela : service setting. Perhatikan di list nama : DHCP server (dhcp3-server) sudah diberi tanda centang. Sekali lagi ini cuma untuk memastikan saja.

Konfigurasi DHCP Server
Contoh administrasi awal PC saya :
- OS Ubuntu Server 8.04
- Berfungsi sebagai Router sekaligus DHCP Server (jd punya 2 NIC)
- eth0, IP Luar/Red IP : 192.168.100.1 (ini IP dari ISP saya)
- eth1, IP Dalam/Green IP : 192.168.0.1 (ini IP jaringan dalam)
- eth1
IP : 192.168.0.1
Subnet mask : 255.255.255.0


1. Memilih NIC yg akan digunakan untuk output DHCP server.
Kalau hanya menggunakan 1 NIC maka tidak perlu diset. Dalam kasus ini PC router saya menggunakan 2 NIC. secara default DHCP menggunakan NIC eth0. Nah, karena eth0 saya gunakan utk IP luar maka saya pindahkan service DHCP ke eth1. Caranya :

- buka terminal lalu edit file /etc/default/dhcp3-server
- $ sudo nano /etc/default/dhcp3-server
nah ini isi file tersebut :
# Defaults for dhcp initscript
# sourced by /etc/init.d/dhcp
# installed at /etc/default/dhcp3-server by the maintainer scripts
#
# This is a POSIX shell fragment
#
# On what interfaces should the DHCP server (dhcpd) serve DHCP requests?
# Separate multiple interfaces with spaces, e.g. "eth0 eth1".
INTERFACES=" "

- Pada baris paling bawah diedit hingga tertulis seperti ini :
INTERFACES="eth1"
- Trus simpan perubahan file ini dengan menekan control x, lalu tekan y dan enter.


2. Konfigurasi/ administrasi DHCP Server.
- Buka terminal lalu edit file dhcpd.conf. Ketik :
$ sudo nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf
nah file ini banyak isinya. Kita hapus saja lalu isikan script berikut ini :
# Sample /etc/dhcp3/dhcpd.conf
# (add your comments here)
# Jangan lupa tanda semicolon alias titik koma pada akhir pernyataan
# Ini untuk menentukan expirednya sebuah IP dlm satuan detik
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option broadcast-address 192.168.0.255;
# Ini IP dalam PC saya yg berfungsi sebagai router
option routers 192.168.0.1;
# Ini IP DNS anda
option domain-name-servers 192.168.0.1;
# Nama domain anda
option domain-name "trh.com";

# Ini rentang IP yang akan dibagikan oleh DHCP server
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
# Rentang pertama IP no 10 sampai 100
range 192.168.0.10 192.168.0.100;
# Rentang kedua IP no 150 sampai 200
range 192.168.0.150 192.168.0.200;
}
# Selesai


3. Restart kartu jaringan anda, ketik :
$ sudo /etc/init.d/networking restart

4. Restart DHCP3 Server anda, ketik :
$ sudo /etc/init.d/dhcp3-server restart

update 03/04/2009
Memberikan IP statis lewat DHCP server ke NIC tertentu
1. Dari PC router, masuk mode terminal lalu ketik,
aspan@ubuntu:/etc/dhcp3$ arp
Maka akan muncul seperti ini :
Address HWtype HWaddress Flags Mask Iface
192.168.0.13 ether 00:1A:92:22:2F:37 C eth1
192.168.0.19 (incomplete) eth1
192.168.0.233 ether 00:19:21:D6:D1:32 C eth1
192.168.100.65 ether 00:E0:4D:49:82:96 C eth0
192.168.0.3 ether 00:1A:92:22:56:59 C eth1

Perintah arp untuk mengetahui mac address masing2 NIC.
2. Edit file dhcpd.conf, ketik :
$sudo nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf
password :

tambahkan baris berikut ini :
#IP statis
#1 komputer SDM
host sdm {
hardware ethernet 00:1A:92:22:56:59;
fixed-address 192.168.0.3;
}
simpan perubahan dengan menekan ^x lalu pilih Y dan enter.

Catatan :
jangan lupa tanda kurung kurawal dan semicolon. Trus, statement fixed-address menggunakan tanda penghubung.

3. Restart dhcp server anda, ketik :
$ sudo /etc/init.d/dhcp3-server restart

Update hari ini selesai.
Nah selesai, tinggal set PC client untuk mendapatkan dinamic IP via DHCP.



 
Zone JarKom © 2011 Templates | Hacker-newbie